Kemeriahan Perayaan Imlek di Indonesia

Merah selalu menjadi warna favorit saya, jadi tidak heran, kalau Imlek adalah salah satu perayaan yang selalu saya tunggu. Ketika seluruh kota berubah menjadi merah. Tapi sejarah Imlek di Indonesia, tidak selamanya mulus, ada masa dimana perayaan Imlek dilarang, tapi semua sudah berubah sekarang.Bicara masalah Imlek, budaya ini memang bukan berasal dari Indonesia, untuk lebih jelasnya bisa membaca sekilas tentang sejarah Imlek dan bagaimana perjalanan perayaan Imlek di Idonesia selama ini, saya rangkum tulisan singkatnya seperti dibawah ini. 
Sejarah Imlek
Imlek merupakan perayaan terpenting untuk orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertamadi penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai ChúxÄ« yang berarti "malam pergantian tahun". 
Perayaan Imlek mulai dikenal sejak jaman Dinasti Xia, para perantau asal Cina membawa tradisi ini ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.  Tradisi tahunan itu pun di kenal luas sebagai identitas budaya Tionghoa di tanah perantauan.
Dulunya, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara pertanian. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Musim panen datang bersamaan dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Kegembiraan musim panen ini tergambar jelas dengan ucapan, Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki 
Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia

Jaman orde lama
Pada era Orde Lama, Imlek diberi tempat oleh Presiden Soekarno, semua orang paham, kala itu Bung Karno, cenderung lebih suka menjalin hubungan bilateral bukan dengan Negara-negara barat. Cina adalah salah satu Negara yang Bung Karno jalin persahabatanya. Ketetapan Pemerintah tentang Hari Raya Umat Beragama Nomor 2/OEM Tahun 1946. Pada butir Pasal 4 disebutkan, Tahun Baru Imlek, Ceng Beng (berziarah dan membersihkan makam leluhur) dan hari lahir dan wafatnya Khonghucu sebagai hari libur. Hal ini adalah sebagai bukti, Bung Karno mengapresiasikan Imlek di Indonesia.
Jaman orde baru
Masa suram perayaan Imlek ada dimasa orde baru ini. Etnis Tionghoa mengalami kekangan dari pemerintah melalui, Instruksi Presiden (Inpres) No.14/1967 tentang Pembatasan Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Tiongkok. Inpres tersebut menetapkan bahwa seluruh upacara agama, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa hanya boleh dirayakan di lingkungan keluarga dan dalam ruangan tertutup. Seluruh perayaan tradisi dan keagamaan etnis Tionghoa termasuk Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, dan sebagainya dilarang dirayakan secara terbuka. Termasuk tarian Barongsai dan Liong dilarang dipertunjukkan pada publik.Kebijakan represif itu diberlakukan lantaran Orde Baru khawatir munculnya kembali benih-benih komunis melalui etnis Tionghoa.
Jaman Gus Dur
Presiden ke-4 Indonesia ini membawa era kebebasan beragama di Indonesia, melalui Keputusan Presiden Nomor 19/2001 pada tanggal 9 April 2001 meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Pada masa pemerintahan Gus Dur, Perayaan Imlek mulai berkembang kembali di Indonesia.
Jaman Megawati
Presiden Megawati Soekarnoputri mengumumkan mulau 2003, Imlek menjadi hari Libur Nasional . Pengumuman ini ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hari Tahun Baru Imlek tertanggal 9 April.
Jaman SBY
Banyak yang berkata, bahwa pada jaman pemerintahan SBY, kebebasan merayakan Imlek benar-benar terjadi, melalui Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2014, tentang pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967. Keppres itu berisi tentang menghapus istilah China dan kembali ke istilah etnis Tionghoa.
Keputusan ini diambil karena, melihat ketidak adil apabila mereka yang sudah lahir, besar dan bekerja serta mengabdi di Indonesia masih mendapatkan streotype dengan penyebutan istilah etnis China atau Cina. Keppres Nomor 12 Tahun 2014 yang ditandatangani oleh SBY pada 14 Maret merupakan sebuah terobosan penting dalam upaya menciptakan suasanan kehidupan yang bebas diskriminasi Ras dan Golongan.

Tradisi-tradisi saat Hari raya Imlek:

1. Membersihkan Rumah 
Satu hari sebelum Imlek, warga Tionghoa biasanya membersihkan rumah mereka, ini berarti membuang segala keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan. Sedangkan jika membersihkan rumah pada saat Imlek akan membuang keberuntungan di tahun tersebut.

2. Mendekorasi Rumah 
Setelah rumah dibersihkan, masyarakat Tionghoa biasanya mendekorasi rumah mereka. mengecat ulang pintu dna jendela, memberi hiasan, berupa kertas bertuliskan kata-kata baik dan kalimat baik. sedangka warna yang dipilih adalah warna merah, melambangkan sesuatu yang sejahtera dan kuat, serta membawa keberuntungan.

3. Kemeriahan Warna Merah
warna merah melambangkan sesuatu yang sejahtera dan kuat, serta membawa keberuntungan.Salah satu ciri khas dalam setiap perayaan Imlek adalah penggunaan warna merah di segala tempat. Warna merah juga dipercaya dapat mengusir Nian, sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung yang keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek. Nian sendiri dipercaya datang untuk mengganggu manusia terutama anak kecil. Itulah kenapa masyarakat Tionghoa menghias rumah, dan menggunakan pakaian, serta aksesoris berwarna merah pada saat Imlek. Dan sejarah asal-usul barongsai ada disini.

4. Hidangan Khas Imlek
Bicara masalah makanan khas Imlek, kita pasti langsung tertuju pada kue keranjang dan jeruk. Selain itu ada 12 jenis makanan yang melambangkan 12 shio yang biasa di hidangkan, dan memiliki banyak makna, seperti mie panjang yang melambangkan panjang umur atau kue lapis legit yang mengartikan rezeki yang berlapis-lapis.

5. Pantang Makanan Bubur
Pada saat Imlek, bubur salah satu sajian yang dilarang, karena melambangkan kemiskinan.

6. Dilarang Membalik Ikan Saat Menyantapnya 
Dalam tradisi Imlek Anda dilarang membalik ikan dan mengambil daging ikan pada bagian bawah, serta keharusan  menyisakan ikan yang Anda santap untuk dinikmati keesokan harinya. Masyarakat Tionghoa percaya kalau kebiasaan ini merupakan lambang dari nilai surplus untuk tahun yang akan datang.

7. Petasan dan Kembang Api
Petasan dan kembang api Selain untuk memeriahkan Imlek juga dipercayaan Masyarakat Tionghoa, untuk mengusir nasib-nasib buruk di tahun sebelumnya dan mengharapkan tahun baru yang lebih bahagia dan lebih baik.

8. Pagelaran Liong dan Barongsai 

Dalam kepercayaan Masyarakat Tionghoa, Liong (naga) dan Barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian naga dan singa ini dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan serta salah satu cara mengusir roh-roh jahat yang akan mengganggu manusia. Maka tidak mengherankan pertunjukkan ini selalu ada dalam setiap perayaan Imlek.

9. Angpao

Tradisi bagi-bagi angpao memang tidak hanya ada saat imlek saja, tapi hampir disemua perayaan dimana yang sudah berkeluarga memberikan rezeki kepada anak-anak dan orang tuanya. yang beda adalah Dalam kepercayaan Tionghoa, uang di dalam angpao yang akan dibagikan tidak boleh diisi dengan  angka 4 di dalamnya karena angka 4 dianggap membawa sial. Dalam bahasa Cina angka empat terdengar seperti kata ‘mati’.

Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil karena berhubungan dengan pemakaman. Bagi-bagi angpao juga dipercaya makin memperlancar rejeki di kemudian hari. Makna tradisi membagikan angpao pada saat Imlek ini berkaitan dengan transfer energi dan kesejahteraan yang juga dipercaya memperlancar rejeki di kemudian hari.

10. Mengunjungi Sanak Saudara 
Untuk mempererat tali persaudaraan. Maka tidak mengherankan, pada saat menjelang Imlek banyak warga Tionghoa yang pulang ke kampung halamannya untuk merayakan bersama keluarga mereka. Tradisi ini juga ada hampir diseluruh perayaan.  

11. Tradisi Yu Sheng

Tradisi makan Yu Sheng adalah tradisi yang baru-baru ini menjadi tren di masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa. Tradisi ini dibawa oleh para nelayan dari China Selatan yang hijrah ke Semenanjung Malaysia pada abad ke-19. Yu Sheng sendiri adalah tradisi yang dilakukan untuk menyambut tahun baru Imlek yang berhubungan dengan hidangan khusus di pergantian tahun. Sesuai adat, menu ini wajib dihadirkan dan disantap dengan iringan doa syukur atas rezeki yang telah diberikan.  Doa pengiring Yu Sheng bertujuan agar keluarga yang menyantap Yu Sheng mendapat rezeki yang lebih baik di tahun yang baru.

Dalam tradisi ini makanan disajikan dalam satu piring Yu Sheng. Di piring tersebut ada beberapa makanan dingin seperti irisan ikan salmon, wortel, dan salad lain. Lalu diberikan saus wijen, buah plum, dan sebagainya. Para anggota yang duduk di meja akan mengaduk makanan tersebut bersama dan mengangkatnya dengan sumpit setinggi-tingginya sambil mengucapkan "Lao Qi" atau "Lao Hei"

Kemeriahan imlek di Jakarta 
Semua menjadi merah, restoran favorit saya, mall-mall, area perkantoran menjadi sangat meriah. Pergelaran barongsai ada dimana-mana.

Jika ingin merasakan nuansa Imlek yang kental, maka mainlah ke kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Kawasan ini terkenal dengan permukiman etnis Tionghoa atau pecinan di Jakarta. Hio yang dibakar dan ditempatkan di depan pintu rumah memang menjadi keunikan khas etnis Tionghoa, termasuk di kawasan pecinan Petak Sembilan. Jadi jangan heran, kalau sedang main kesini, akan tercium harum aroma Dupa. 
Kalau berada dikawasan ini jangan lupa mampir ke pasar Petak Sembilan, walau nampak seperti pasar tradisional pada umumnya di Indonesia, akan tetapi bangunan disekelilingnya, terlihat banyak bangunan tua. Dan banyak makanan khas yang dijual, seperti deretan penjual teripang.

Apalagi mendekati Imlek, suasana Imlek sangat terasa sekali. Banyak toko menjual pernik-pernik aksesoris Imlek atau perayaan Tahun Baru China. Mereka memajang lampion warna merah bertuliskan huruf China, pohon sakura berwarna merah atau merah jambu, serta pakaian dan gaun khas Imlek.

Ternyata, tak jauh dari pasar ada empat wihara yang berdekatan. Warna merah pun mendominasi  keempat bangunan wihara itu. Sementara itu, di dalam wihara ada lilin-lilin raksasa berwarna merah bertuliskan huruf China yang menyala.Dari keempat wihara tersebut, yang paling terlihat tua adalah Vihara Kim Tek Le atau dewa penolong. Posisi bangunan yang juga dikenal dengan nama Jin De Yuan ini ada di paling kanan dari pintu masuk utama. Wihara ini paling tua di Jakarta, sudah ada sejak kira-kira 300 tahun yang lalu. 

Kue Keranjang

Salah satu yang saya tunggu saat Imlek (selain Angpo) adalah kue keranjang, saya suka sekali kue ini, dan saat Imlek, kue ini mudah sekali didapat. Saya ada 2 resep andalah yang suka saya Buat kalau sedang ada banyak kue keranjang dirumah.

Resep kue keranjang

Kue keranjang goreng telur

Ada beberapa orang yang suka menambahkan tepung terigu di adonan telur, tapi saya pribadi, lebih suka digoreng dengan telur saja tanpa tepung

Bahan 
1 bh kue keranjang ( yang sudah mengeras )
2 btr telur
sedikit garam
minyak untuk menggoreng

Cara Membuat
1.Potong2 kue kranjang sesuai selera (saya biasanya memanjang tipis)
2. Kocok telur dan masukkan garam, kocok lagi hingga berbuih.
3. Panaskan minyak dan celupkan kue kranjang dalam adonan telur lalu goreng hingga matang.
 
Kue keranjang kukus kelapa
 

Bahan 
– 1 buah kue keranjang, potong dadu ukuran 3cm
– 1 buah kelapa muda parut tanpa kulit
– 1 sdt garam

Cara Membuat 
1. Campur kelapa parut dengan garam lalu aduk hingga rata. Lalu kukus kelapa  parut selama 10 menit, angkat dan sisihkan.
2. Kukus kue keranjang hingga empuk. Angkat.
3. Gulingkan kue keranjang kedalam parutan kelapa hingga semua permukaannya terselimuti parutan kelapa. Lakukan hingga kue habis.
4. Sajikan hangat.

Simple dan mudah bukan.Semoga Indonesia tetap damai dalam bertoleransi, karena warga Tionghoa adalah warga Indonesia juga. buat yang di Palembang dan sekitarnya yuk dateng ke Festival Imlek Indonesia 2017.

NB:
All Photo adalah doc Pribadi
artikel sumber dari
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/02/perayaan-imlek-di-indonesia-dari-masa-ke-masa
https://www.cermati.com/artikel/11-tradisi-tradisi-unik-saat-imlek
http://asal-usul-motivasi.blogspot.co.id/2014/01/asal-usul-sejarah-tahun-baru-imlek.html

CONVERSATION

0 komentar:

Slider

Instagram

Follow Us